Saturday, April 13, 2019

It has to be good

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hi, universe.

Kenapa judulnya it has to be good? Karena postingan kali ini akan bercerita tentang dunia per-sekolahan saya yang baru. Kebanyakan sekolah yang bagus letaknya di kota, bagus disini bukan hanya gedung dan fasilitasnya saja. Pendidik dan tenaga kependidikannya juga peserta didiknya, semuanya bagus baik input maupun output-nya. Memang tidak semua tapi kebanyakan begitu, kenyataannya. Sekolah tempat saya ngajar sekarang ada di desa. SMP N Satap 3 Hanau. Sekolah ini dibangun atas kerjasama dengan pemerintah Australia pada tahun 2009. SMP ini sudah mempunyai gedung sendiri, tidak menempati gedung yang sama dengan SD.
Kompleks sekolah di desa Paring Raya

Gedung sebelah kanan adalah gedung SMP, terdiri dari 3 ruang kelas, dan toilet 3 pintu. Gedung sebelah kiri adalah gedung SD. Terdiri dari 4 kelas gedung lama dan 3 kelas gedung baru. Ditengah gedung lama dan baru ada toilet 2 pintu. Baik SD maupun SMP sudah punya genset masing-masing. Dan airpun bersih, air sumurnya berlimpah. Guru SMP nya ada 4, dan kami meng-handle semua mata pelajaran yang ada di SMP. Savage. 😀😀

Saya yang pada dasarnya guru Bahasa Inggris dan tidak pernah megang mapel yang lain dulunya, langsung shock pas wakasek kurikulumnya bilang saya mengampu 3 mapel, Bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam, dan Seni Budaya. Oh My Gosh, saya langsung ingat pak Bahris, guru agama di SMK tempat saya mengabdi sebelum ini. Ingat betapa sabarnya beliau ngajarin agama, lahh saya??? Lalu saya berpikir, mungkin ini teguran dari Allah untuk saya yang sekarang kebanyakan surfing dunia maya daripada mengaji. Dan Seni Budaya? Apa pula ini. Honestly I'm not good at this subject. Terus siswanya mau saya ajarin apaan, kalau cuma baca di buku sih mereka juga bisa baca sendiri. Perlahan tapi pasti saya menyesali masa lalu saya di sekolah dulu, andai saya ini rajin dan menguasai banyak seni. 😢😢😢

Berdasarkan jadwal jam sekolah adalah jam 07.00-13.20 WIB tapi percayalah anak-anak sudah gelisah mau pulang setelah jam shalat dhuhur. Jam 11.15 mereka istirahat kedua dilanjutkan shalat dhuhur sampai jam 12.00. Good point nya adalah mereka langsung siap-siap shalat tanpa saya harus teriak-teriak nyuruh shalat. Siswa laki-lakinya cuma 4 dan merekalah yang gantian jadi imam? Kenapa bukan gurunya? Gurunya perempuam semua, kepala sekolahnya laki-laki tetapi kebetulan beragama lain. Tapi setelah pertama saya mendengarkan mereka adzan dan iqhomah saya pikir mereka bagus aja. And I'm happy seeing that. Saya nggak mengabadikan momen shalat ini sih, masak shalat saya foto-foto. Nanti dicontoh adik-adik mereka di SD kan saya yang salah. 

Pada dasarnya mereka siswa yang manis, nggak banyak komentar, protes ini itu. Seminggu ini saya sudah ngajar di kelas VII sampai IX. Kelas VII sebenarnya ada dua orang tapi kemarin satu orang sakit. Jadi saya cuma berduaan aja, saya sih seneng aja. Kaya private kan ya... 😁😁 dan anaknya kebetulan pemalu. Saya sih ngajarin ya kaya biasanya aja, nggak bisa saya ngajar duduk diem aja sambil nyuruh anak-anak baca. Harus ada spidol untuk coret-coret di papan atau ada ppt. Karena disini masih minimalis, cukup spidol aja. Ehh saya nggak tau kenapa malamnya mamanya ni anak datang kerumah, cerita-cerita sampai ngantuk saya. Besoknya saya dapat dah beras. 😊😊😊
Kelas VII

Dikelas IX lain lagi ceritanya. Ketika pertama saya datang ke sekolah, jadwal mereka lagi Ujian Sekolah. Nah Minggu ini mereka belajar seperti biasa. Setelah saya tanya, selama mereka kelas IX cuma pernah masuk kelas Bahasa Inggris satu kali aja. Degggg...sedangkan di sekolah saya yang dulu, saya masuk terus aja mereka masih ngrasa susah luar biasa ngerjakan soal ujian Bahasa Inggris. Iya sihh mereka diberi buku detik-detik Ujian Nasional, tapi ya ini kan anak-anak, susah bagi mereka kalau nggak ada guru yang bisa ditanyain. Jadi selama seminggu semua jadwal saya di kelas IX saya isi dengan Bahasa Inggris. Karena mereka mau Ujian Nasional saya cuma bahas soal-soal aja. Ngasih tips dan trik sebisa saya, mudah-mudahan membantu mereka. Kasian kan anak-anak, bayangin aja anak kita sekolah terus gurunya nggak ada? Ada orang tua siswa yang datang ke rumah cerita kalau anak-anak ada kecewa juga karena gurunya sering nggak ada. 😢😢😢
Kelas IX

Pertama ngajar disini sedih aja ngliat mereka. Saya sedih juga pas nyari2 presensi siswa juga jurnal dikelas nggak ada. Kata guru senior disana sih anak-anak sering nggak masuk, tapi saya belum lihat sih kan saya masih aktif ngajar seminggu aja. Mudah-mudahan kalau gurunya rajin, anak-anak ikut rajin juga. Bismillah, semoga sekolahnya bisa lebih baik kedepannya. Padahal mereka pakai buku LKS dari Intan Pariwara sebagai pendamping buku yang dari pemerintah. Sebelum kesana saya sudah ngecek bukunya dan LKS nya memang sesuai silabus dan lengkap. Sayang aja kalau mereka pada akhirnya jadi malas karena terbiasa. 

Sebenarnya kalau saya perhatikan selama seminggu ini sih, faktor keluarga juga memegang peranan. Orang tua mereka yang rata-rata kerja di perusahaan sawit, pergi pagi pulang sore, mungkin kurang memotivasi atau kurang memperhatikan sekolah anak-anak. Tidak menyalahkan juga, karena pasti capek. Saya lihat anak-anak kalau siang cuma main-main aja. Saya sih sudah bilang ke mereka baik yang SD atau SMP, silahkan datang kerumah kalau mau belajar lagi. Dan sejauh ini masih belum ada yang datang untuk belajar. Anak-anak SD aja yang kerumah untuk belajar mengaji. Dan saya sudah cukup senang mereka mau datang. Mudah-mudahan kedepannya kakak-kakaknya mau juga kerumah untuk belajar. 

Bismillahirrahmanirrahim, semoga gurunya ini betah dan sabar. 😊😊😊

Kalau hidup sehari-harinya enak aja. Tetangga ramah, sayur dan ikan datang tiap hari. Sampai saya bingung sudah saya makan banyak-banyak belum habis juga ikannya. Mudah-mudahan saya bisa langsing karna saya ke sekolah jalan kaki, lumayan sekitar 300 meter, belum lagi kalau saya mau ke warung beli es. 😁😁

Have a good night, good people. Semoga setiap jalan yang kita tempuh memberikan manfaat. 




No comments:

Post a Comment

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Salam Guru Penggerak. “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”   ( Teach...