Sunday, May 12, 2019

Untuk Indonesia-ku

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat malam terakhir akhir pekan. 😊😊😊

Liburan sekolah ini sebenarnya mau santai dirumah tapi dimintain tolong untuk ngajar di kampus lagi sampai dapet dosen pengganti. Well, karena jadwal di kampus ini nggak sepadat merayap seperti jadwal di sekolah jadi saya terima. Kebetulan saya juga kangen sama mahasiswa-mahasiswa kelas saya kemarin, juga kangen suasana di kelas. Sebulan ngajar di SMP sebenarnya ada perbedaan yang cukup signifikan, kali ini supaya otak nggak mampet juga kelamaan libur sekolah.

Setelah kangen-kangenan (dengan mahasiswi ya... entar dikira dengan mahasiswa) tentu saja materi tetap lanjut. Setelah dua pertemuan jiwa kepo saya mulai bangkit dan akhirnya keluarlah tugas untuk mereka dengan judul "apa yang sudah saya lakukan untuk Indonesia". Kenapa begitu? awalnya karena ada mahasiswa yang selalu menggebu-nggebu bicara politik dan pemilu, mengkritik pemerintah endebra endebre bla bla bla. πŸ˜€πŸ˜€ Jadi akhirnya saya pengen tau dong apa kontribusi mereka untuk Indonesia.

Saya bukan tipe yang kalau ngasih tugas cuma ngasih topiknya aja tanpa contoh. Kali ini juga saya contohkan dalam slide Ppt apa kontribusi saya untuk Indonesia. Meskipun sangat kecil saya berharap mereka termotivasi, bukannya saya mau pamer ya. Diantara 2 kelas yang saya kasih tugas yang sama, sekitar 80% pada awalnya bingung. Bingung kenapa? Mereka ngrasa nggak guna beib. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚
Karena mereka masih termasuk generasi muda tentunya lain dong dengan yang saya contohkan, kan saya sudah generasi tua sudah kerja, jadi guru pula kerjanya. Jadi sederhananya sudah dapat dilihat kontribusinya untuk Indonesia, meakipun begitu saya juga mencontohkan kontribusi saya dalam masyarakat lo tapi nggak perlu saya ungkap disini. Takut dosa, puasa kok ria. 😁😁😁😁

Tulisan kali ini supaya saya ingat aja suatu saat kalau mahasiswa saya pernah mempresentasikan ini. Saya sempat mengabadikan judul slide mereka meskipun nggak semua saya upload disini.
Diantaranya ini nih...

Slide ini punya mahasiswa paling pintar di kelas saya semester ini. Dia sharing ini lancar pakai Bahasa Inggris dan temannya pun paham. Penjelasannya runtut kenapa kok pada akhirnya "joining youth community in my chruch" ini memberikan kontribusi positif. Excellent boy!

Slide kedua ini punya mahasiswa favorit saya. Buka  karena dia ganteng, bukan! Dia mahasiswa paling beriman di kelas. 😊😊 dari slide nya itu akhirnya saya tau, selama ini dia ngajarin anak-anak ngaji di kampungnya. Dia bilang dengan menanamkan nilai-nilai Al-Qur'an di dalam diri anak-anak, nanti mereka akan tumbuh menjadi generasi cerdas nan beriman. Jadi Indonesia tidak akan penuh lagi dengan cabe-cabean yang naik motor kebut2an bonceng 3. Hahahaha..kalimat terakhir saya yang ngomong ya, dia mah terlalu kalem untuk ngomong gitu. Selain itu dia juga gabung dengan salah satu organisasi islam yang kegiatannya banyak yg positif.
Slide ketiga ini punya mahasiswa paling ganteng dan pemalu di kelas. Upss.. enggak ya, bercanda aja. Ganteng itu kan relatif, bagi saya yang paling ganteng ya Lee Seung Gi oppa. Wkwkwkwkwkwkwkkk. Sorry! πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜… Intinya mahasiswa saya yang satu ini bilang sebagai generasi muda dia selalu berusaha menggunakan produk lokal. Saya lihatin dong dia pas presentasi penampakannya gimana mulai dari baju sampai sepatunya. Saya nggak yakin 100% lokal, pas saya tanya dia bilang belum 100% masih sekitar 60-70%. Tapi penjelasan dia masuk akal tentang bagaimana menggunakan produk lokal itu berkontribusi untuk Indonesia. Ada satu lagi mahasiswa yang idenya serupa dengan ini, tapi penilaian saya yang saya upload ini yang lebih runtut penjelasannya.

Slide ke empat ini punya mahasiswa paling jail di kelas. Jadi saya panggil namanya terakhir soalnya kalau dia presentasi duluan, nanti dia usil ganggu temannya presentasi. πŸ˜€
Saya pilih ini karena dia bilang dari SMP sewaktu dia jadi ketua OSIS dia sudah aktif memelopori menanam pohon di sekolahnya. Dan tang dia tanam pun nggak cuma buat hijau-hijauan yang rindang tapi yang bisa berbuah juga. Jarang kan anak-anak peduli banget ama pepohonan. Good job boy! ☺☺☺
Slide yang ini bukan punya mahasiswi tapi punya mahasiswa juga. Meskipun dia cowok, dia kalau belanja selalu bawa tempat sendiri. Sebenernya saya agak ragu, tapi selama ini dia memang baik dan tidak berulah di kelas. Penjelasannya pun alhamdulillah bisa diterima.

Yup, itulah top five untuk kelas saya minggu ini. Kenapa semua slide nya punya mahasiswa? Karena kebetulan isinya mahasiswa semua.
Dari sini sebenarnya tujuan saya selain supaya mereka lebih lancar presentasi ber-Bahasa Inggris, saya ingin mereka juga berpikir sebagai generasi muda apa yang sudah mereka lakukan untuk Indonesia. Sebagai mahasiswa yang katanya agent of change kan harus berpikir kritis. Ketauan banget dari tugas ini, yang klabakan karena nggak tau dia tu berguna apa. Banyak yang mikir mereka nggak berguna. Jadi saya bilang yang sampai detik ini merasa tidak berkontribusi apapun, tolong untuk mulai bergerak dan berkembang. Bagaimana Indonesia bisa lebih maju kalau generasi mudanya cuma kuliah-cafe kuliah-mall kuliah- ngegame, jangan teriak-teriak pemerintah gini gitu kalau menemukan kontribusi buat negara sendiri aja nggak bisa. Termasuk saya, nggak usah banyak protes. Ayo lakukan saja hal-hal bermanfaat yang bisa kita lakukan meskipun kelihatannya sepele.


Happy sunday night. πŸ˜™πŸ˜™πŸ˜™

PS: teruntuk mahasiswa yang baca ini, bukan berarti presentasi yang lain nggak bagus tapi saya pilih top five nya aja. Masih ada besok dan seterusnya. ☺☺☺



Friday, May 3, 2019

Selamat hari pendidikan nasional, mari mendidik bukan menghardik

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat malam.
Harusnya tulisan ini muncul kemarin pas hari pendidikan nasional tapi kemarin ada projek yg lebih urgent untuk diselesaikan. πŸ˜‘

Sudah mulai libur awal puasa, libur yang panjang sepanjang jalan kenangan kita. Ehh...

Dijalan itulah tiap hari saya ke sekolah. Jalanan itu akan kelihatan romantis kalau habis hujan. 😁😁 biasalah efek LDR. Sebenarnya kalau ditinjau dari segi lingkungan, di desa ini suasana cukup kondusif untuk belajar. Nggak bising suara kendaraan bermotor, udaranya seger pula. Tapi kan banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Jadi tidak semua berjalan sesuai keinginan.

Ngomongin masalah sekolah itu nggak ada habisnya sampai kapanpun juga. Sebagai diary saya, kali ini saya mau nyimpen soal perpustakaan sekolah. Biar secanggih apapun teknologi dan perkembangannya, menurut saya perpustakaan tetap penting. Membaca buku punya feel yang beda dari membaca PDf di gadget, itu kalau saya. Ya meskipun saya lebih sering baca novel daripada ensiklopedia. πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€ Perpustakaan di sekolah kami belum punya ruangan sendiri, jadi perpustakaannya ada di dalam ruang kelas IX. Lohh kok? Jangan membayangkan ruangannya jadi penuh sesak, ruangannya masih lapang kok. Kan siswanya cuma 5 dan rak buku perpustakaan kami tidak banyak.



Perpustakaan SMP

Nah itulah perpustakaan kami. Agak berantakan ya? Agak?? Memang tidak teratur sih. Saya belum sempat ngajak anak-anak untuk menyusun buku-buku di perpustakaan. Meskipun kelihatannya begitu tapi sebenarnya setelah saya lihat banyak buku bagus yang bisa dibaca anak-anak. Tapi sayangnya anak-anak sepertinya belum berminat membaca, bukunya sampai berdebu gitu. Bisa dehh dipakai bedakan kalau bedak habis. πŸ˜‚πŸ˜‚ selain buku-buku pelajaran yang dari pemerintah banyak buku referensi yang lain yang cukup bagus. Buku pengetahuan umum series juga banyak. Saya lupa nggak ngambil foto closer look-nya. 

Padahal jika dilihat dari situasi dan kondisi yang ada, membaca buku harusnya menyenangkan disana. Saya aja jadi seneng baca buku sambil duduk di teras belakang rumah menghadap ke sungai. Lebih menyenangkan daripada baca buku di dalam kamar di rumah dinas. Adem. Tapi gemar membaca bukanlah sesuatu yang instan bisa terjadi, butuh pembiasaan. Membaca juga sedikit banyak dipengaruhi oleh minat. Tapi jika tidak dimulai untuk dikenalkan pada kebiasaan membaca kapan lagi anak-anak sadar akan pentingnya literasi. Kan gerakan literasi lagi digalakkan oleh pemerintah juga. 

Kalau melihat dari kebiasaan anak-anak sekarang sih rasanya akan butuh perjuangan panjang supaya mereka mau lebih sering menghabiskan waktu untuk membaca daripada main. Main disini beneran main, main kelereng. Anak-anak cewek pun, siswa saya di SMP, siang-siang tu main kelereng disamping rumah saya. Kalau di kota mana ada, paling mereka main HP. Atau malah jalan-jalan ke mall, upload video tik tok. Tapi saya punya mimpi, suatu hari anak-anak akan lebih senang membaca. Saya nggak mimpi muluk-muluk kaya di drama-drama gitu yang siswanya disuruh membaca satu buku tiap minggu terus bikin book review. 

Mudah-mudahan niat ini bisa terwujud. Sementara ini sih mereka masih nanya-nanya aja "baca apa bu pian?" Tapi suatu hari semoga mereka juga membaca meski bukan di sekolah. Sementara ini anak-anak masih belum bergerak untuk membaca, saya sih masih cerita-cerita aja. Kadang saya sengaja menceritakan buku yang saya baca meskipun saya tu cuma baca buku judulnya "keistimewaan semut". Itu buku terakhir yang saya baca waktu di desa. 

Kenapa sih mereka nggak membaca? 
Lagi asik di kebun 

Salah satunya karena mereka lebih tertarik pada aktifitas fisik. Itu anak-anak lagi nanam singkong di sela-sela jam pelajaran. Lumayan kalau besar bisa di goreng singkongnya, pucuk daun singkongnya bisa di masak. 😁😁Kalau hari Jumat seneng mereka, olahraga. Pagi biasa kami main voli, ya meskipun saya nggak bisa.

Nah lain halnya dengan perpustakaan SD, karenankami sekolah satu atap, kantor guru juga jadi satu. Perpustakaan SD ada dikantor guru dan sedihnya sepertinya bukunya sudah tidak tersentuh sejak Thanos belum lahir. Debunya lebih tebal daripada di perpustakaan SMP. Sebenarnyabwajar aja sih karena anak-anak SD di desa sepertinya memang nggak akan ke perpustakaan kalau tidak disuruh dan langsung didampingi gurunya. Padahal buku-bukunya bagus, berwarna dan kertasnya bagus. Kan biasanya anak-anak BeTe kalau baca buku yang kusam terua iainya tulisan semua nggak ada gambarnya. Semoga di SD kami segera ada tambahan guru jadi anak-anak bisa lebih terbimbing. 
Perpustakaan SD


Well, apapun yang terjadi mudah-mudahan anak-anak saya di sekolah bisa jadi orang yang bisa membawa manfaat dalam masyarakat. Saya juga semoga nggak khilaf dan ngasih contoh yang tidak baik. Kalau pas di kota kemarin saya sering nggak ngikutin aturan berseragam,disini saya disiplin lah ya supaya anak-anak ikut disiplin juga. 
Bye bye high heels

Termasuk disiplin bersepatu, nggak ada high heels, ankle boot, flas shoes cantik; yang ada pakai sport shoes aja sesuai medan. Bukan cuma pas olahraga, tiap hari. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Selamat hari pendidikan nasional untuk semua pembelajar. πŸ˜‡πŸ˜‡πŸ˜‡





Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Salam Guru Penggerak. “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”   ( Teach...