Saturday, November 12, 2022

Demonstrasi kontekstual modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

 

Bismillah. Assalamu’alaikum wr.wb.

Salam guru penggerak.

Jika saya membayangkan diri saya sudah lulus dari program Pendidikan Guru Penggerak selama tiga tahun maka ada beberapa hal yang ada dalam benak saya terkait peran-peran saya yang mewujudkan nilai-nilai guru penggerak.

Nilai pertama yang harus dimiliki guru penggerak yaitu berpihak pada murid.

Murid sedang berkolaborasi membuat teks prosedur dalam bentuk poster


Dalam tiga tahun setelah lulus pendidikan guru penggerak gambaran peran saya adalah:

 a. Menyesuaikan pembelajaran dengan kodrat alam dan kodrat zaman.

Sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara saya akan tetap dan terus mengembangkan pembelajaran berdasarkan kodrat alam dan kodrat zaman murid. Untuk itu saya terus belajar tentang teknologi yang dapat digunakan dalam pembelajaran, mengikuti perkembangan dunia pendidikan, terbuka pada perubahan baik dari dalam dan luar negeri akan tetapi tetap memperhatikan nilai-nilai sosial budaya lokal. Karena murid saya sekarang adalah gen Z yang memanglekat pada teknologi informasi maka saya harus juga mempelajari apa yang mereka senangi sehingga dapat saya manfaatkan dalam kegiatan pembelajaran untuk menumbuhkan semangat dan motivasi belajar mereka. Dalam tiga tahun kedepan, saya melakukan pembelajaran inovatif yang berpihak pada murid.

 b.Menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada murid

Lingkungan belajar yang berpihak pada murid tentunya akan membuat mereka nyaman dalam belajar, selama ini posisi duduk murid dan guru biasanya monoton yaitu posisi meja guru di depan kemudian meja murid berbaris berbanjar. Kedepannya posisi duduk murid itu bisa di atur sesuai dengan kesepakatan dan keinginan murid, jadi saya atau guru lain dapat mengikuti keinginan posisi nyaman murid untuk belajar pada saat itu. Posisi-posisi tersebut tidak tetap dan dapat berubah sesuaid engan suasana belajar yang diinginkan. Selain dalam hal teknis seperti tempat duduk maka perlu diperhatikan juga interaksi dan komunikasi antara murid dan guru. Untuk menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada murid saya akan memperbanyak interaksi dengan murid. Saya dapat membangun interaksi dua arah yang positif antara saya dan murid sehingga mereka merasa nyaman dengan saya. Murid-murid saya kebanyakan adalah anak-anak yang ditinggal kerja di kebun sawit atau di ladang dari pagi hingga sore oleh orang tua mereka, dan tidak cukup mendapat perhatian dan pendampingan dalam keseharian ataupun belajar mereka. Jika mereka merasa nyaman dengan saya, harapannya mereka punya tempat bersandar dalam menghadapi berbagai macam gejolak emosi dalam dirinya maupun permasalahan denga orang lain.

Murid duduk membentuk setengah lingkaran


c. Memahami latar belakang murid.

Beberapa cara akan dilakukan untuk dapat memahami latar belakang murid ini misalnya dengan observasi, memberikan angkat yang diisi oleh murid dan juga orang tua/wali murid. Selain itu bisa juga dengan wawancara terbuka dengan murid dan orang tua/ wali murid. Selain itu juga terus mengobservasi karakter murid di kelas, di sekolah, maupun ketika dalam lingkungan msyarakat.

4.      d. Memberi dukungan penuh pada semua murid.

Semua murid mempunya nilainya masing-masing sehingga tugas saya sebagai guru adalah memberi tuntunan pada mereka agar dapat hidup selamat dan bahagia. Saya akan menggali minat dan bakat murid dan menuntun mereka untuk mengembangkannya. Saya akan memberikan dukungan, apresiasi, dan semangat pada setiap kondisi mereka baik saat mereka sukses maupun saat mereka gagal.

5.      e. Mempunyai perasaan dan perhatian yang adil pada semua murid.

Saya akan tidak membeda-bedakan murid saya apapun dan bagaimanapun perilaku mereka. Jujur saja untuk saat ini terkadang masih ada perasaan condong pada murid yang berperilaku baik, dan masih ada perasaan kesal pada murid yang sering berbuat kurang baik. Dalam tiga tahun kedepan saya akan memberi perhatian yang adil pada mereka. Memperhatikan latar belakang dan kebutuhan mereka saya akan memberikan perasaan dan perhatian sesuai dengan kebutuhan mereka.  

Hal-hal tersebut di atas sesuai dengan peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mewujudkan kepemimpinan murid atau student agency. Dengan mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid maka murid dapat belajar dengan bebas dan bahagia untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidupnya sebagai manusia merdeka. Dengan memberikan kebebasan dan tuntunan pada murid maka saya menjalankan peran untuk mewujudkan kepemimpinan murid itu sendiri.

Nilai yang kedua adalah nilai mandiri. 

Sebagai seorang guru saya akan terus belajar, sebagai seorang manusia saya akan belajar sepanjang hayat karena guru yang baik harus terus belajar. Karena zaman terus berkembang maka untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut saya juga harus terus berkembang. Seperti yang sudah saya lakukan sampai saat ini saya bisa belajar dari manapun, tidak harus menunggu ada pelatihan dari dinas ataupun dari pihak lain. Saya akan terus belajar dari berbagai hal yang terjadi, mencari nilai-nilai positif dan memanfaatkannya untuk mewujudkan perubahan. Tidak hanya bertanya pada google, saya juga bisa memperlajari hal-hal baru dari media sosial. Dari media sosial anak-anak murid juga saya bisa mendalami karakter mereka yang dapat saya gunakan untuk menentukan pendekatan yang tepat pada kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lain di sekolah. Saya akan terus mengembangkan diri untuk dapat menuntun perubahan yang positif bagi anak didik saya. Hal tersebut  sesuai dengan peran guru penggerak sebagai student agency.

Nilai yang ketiga adalah nilai reflektif. 

Sebagai seorang guru saya dituntut untuk dapat terus belajar, salah satu kegiatan belajar yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan refleksi dari pengalaman. Saya akan merefleksikan setiap kegiatan yang dilakukan di sekolah baik kegiatan praktik pembelajaran maupun program sekolah kami yang lain seperti program literasi, Kamis Beriman, Shalat berjamaah, apel pagi maupun kegiatan pramuka. Dan dari setiap kegiatan refleksi tersebut akan saya tindak lanjuti untuk perubahan pendidikan yang lebih baik di sekolah. Dalam kegiatan praktik pembelajaran saya akan rutin melakukan refleksi pembelajaran dengan murid maupun meminta umpan balik dari rekan guru. Program-program sekolah juga akan saya refleksikan bersama dengan rekan guru dan kepala sekolah untuk dapat ditindak lanjuti. Dengan menguatkan nilai reflekstif ini saya juga menjalankan peran saya dalam mendorong kolaborasi.

Nilai yang keempat adalah nilai kolaboratif. 

Sebagai seorang guru penggerak saya menyadari bahwa tidak ada perubahan yang dapat dilakukan sendiri, untuk dapat membawa yang lebih baik dengan jangkauan yang lebih luas maka saya akan terus mendorong rekan guru untuk terus berkembang dan memajukan sekolah. Untuk mendorong kolaborasi tentu saja saya harus memulai dari diri sendiri sehingga rekan guru terdorong untuk mengembangkan dirinya juga untuk melakukan perubahan. Misalnya setelah saya menguikuti kegiatan Training of Trainer Read Aloud saya membagikan ilmu yang saya dapat dengan rekan-rekan disekolah dan bersama-sama mengembangkan kegiatan literasi di sekolah kami. Dengan melakukan hal sepertiitu maka saya juga menjalankan peran saya sebagai coach bagi guru lain. Selain itu kegiatan kolaborasi yang akan saya lakukan dalam tiga tahun kedepan adalah:

a.      a. Merencanakan dan melaksanakan program sekolah. Program yang sudah ada akan dipertahankan seperti program literasi di hari Senin-Rabu pagi, Program Kamis beriman di hari Kamis, Program Jumat sehat di hari Jumat, Program Shalat dhuhur berjamaah setiap hari, dan Kegiatan Pramuka di hari Sabtu. Selain itu di tiga tahun mendatang saya beharap program baru dapat dilaksanakan misalnya ekstrakurikuler berkebun (yang bisa diisi dengan menanam obat keluarga atau pengembangan hidroponik), program English day pada hari Jumat dan Hari Berbahasa Indonesia karena selama ini anak didik di sekolah terbiasa untuk memakai Bahasa Daerah bahkan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan program English day diharapkan mereka akan dapat menerapkan apa yang dipelajari di kelas Bahasa Inggris, sedangkan Hari berbahasa Indonesia dilaksanakan agar mereka dapat lebih cakap Berbahasa Indonesia. Jadi dengan menerapkan nilai guru penggerak kolaboratif ini juga saya menjalankan peran mendorong kolaborasi baik antara saya dengan murid maupun saya dengan rekan guru ataupun dengan kepala sekolah.

Anak-anak sedang beristirahat
Kegiatan apel pagi

Kegiatan senam pagi

Kegiatan shalat berjamaah

Kegiatan write around untuk literasi


b.           b. Berkolaborasi dengan orang tua murid. Disini orang tua murid dapat berperan sebagai sumber belajar sebagai praktisi seperti pada program pemerintah praktisi mengajar. Akan tetapi programnya lebih sederhana di sesuaikan dengan profesi orang tua/wali murid yang ada. Misalnya orang tua/wali murid di sekolah kebanyakan bertani, berkebun, ataupun bekerja di kebun sawit, memproduksi gula aren, ikan asin, atau kerupuk. Jadi sekali waktu orang tua dapat dilibatkan secara nyata dalam proyek bersama membuat kerupuk. Jadi dengan menerapkan nilai guru penggerak kolaboratif ini juga saya menjalankan peran mendorong kolaborasi antara  saya dengan orang tua/wali murid.

c.             c. Berkolaborasi dengan rekan guru dalam MGMP. Dalam tiga tahun ada kolaborasi dengan rekan-rekan sejawat di komunitas MGMP Comprehension tidak hanya sebatas pembuatan soal ujian akan tetapi hal lain. Yang bisa dilakukan seperti bersama-sama membuat modul pembelajaran yang dapat dipakai di wilayah kabupaten Seruyan. Dengan membuat modul ini diharapkan dapat menguatkan potensi-potensi yanga da pada anggota MGMP. Selain itu juga saya membayangkan ada kegiatan lomba yang dilakukan oleh MGMP Comprehension misalnya lomba building vocabularies, spelling Bee, storytelling, speech contest, singing contest, Make Poster, Write short story dan lain-lain. Jadi dengan menerapkan nilai guru penggerak kolaboratif ini juga saya menjalankan peran menggerakkan komunitas praktisi.

Intinya dalam kegiatan kolaborasi saya akan menguatkan kerja tim di sekolah dan  meningkatkan kolaborasi dengan orang tua murid sehingga dapat terjadi perubahan yang lebih baik di sekolah.

Sebagai guru penggerak nilai kelima yang harus saya miliki adalah nilai inovatif. 

Untuk dapat menghadirkan gagasan yang segar dan tepat guna maka saya selalu terbuka pada perkembangan zaman dan teknologi. Misalnya dalam kegiatan pembelajaran, media sosial yang biasa digunakan anak-anak dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Supaya anak-anak lebih tertarik pada kegiatan pembelajaran maupun tugasnya, guru bisa memberikan contoh tugas lewat tik tok, misalnya untuk prosedur teks pada mata pelajaran Bahasa, saya memberikan contoh nyata video guru membuat sesuatu dan mengunggahnya di tiktok, murid-murid bisa mengakses video tersebut supaya emndapatkan gambaraan yang nyata. Selain itu murid akan elbihs enang jika gurunya juga melakukan kegiatan sendiri sebagai contoh bagi mereka daripada hanya menugaskan murid untuk emlakukan sesuatu. Selain itu untuk skill writing guru juga bisa memanfaatkan blog atau canva untuk membuat pembelajaran lebih menarik. Untuk materi poster, greeting card, product label,atau invitation letter dapat memanfaatkan canva. Untuk membuat anak-anak bersemangat belajar Bahasa Inggris, saya juga membuat lomba sederhana misalnya lomba building vocabularies atau spelling bee. Jadi lomba ini saya adakah di akhir semester, selain supaya mereka dapat bersenang-senang di akhir semester, lomba ini juga bsa saya gunakan untuk mengetahui perkembangan kosakata mereka di awal dan akhir semester. Dalam lomba building vocabularies ini anak-anak diberikans elembar kertas jawaban dan mereka harus menuliskan sebanyak mungkin kosakata Bahasa Inggris tanpa menuliskan artinya dalam kurun waktu tertentu, untuk tingkat SMP biasanya saya memakai waktu 30 menit, untuk tingkat SMA bisa diperpanjang waktunya. Sedangkan untuk spelling bee bisa dilakukan berpasangan atau ebrkelompok 3 orang jika muridnya banyak. Jadi pada lomba ini anak-anak harus menyebutkan spelling dari kosakata yang diucapkan oleh pembawa acara lomba. Dengan menguatkan nilai inovatif ini maka saya juga menjalankan peran sebagai pemimpin pembelajaran dan student agency.


Jadi sebagai guru saya akan memaksimalkan potensi yang ada di sekolah maupun di lingkungan sekitar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi murid. Tiga tahun kedepan saya akan tetap menyesuaikan dan memanfaatkan media dan teknologi yang dekat dengan anak supaya mereka dapat belajar dengan bebas dan bahagia. Dengan menerapkan nilai inovatif ini juga saya melaksanakan peran sebagai pemimpin pembelajaran dan mewujudkan kepemimpinan murid.

Semangat untuk terus tergerak, bergerak, dan menggerakkan.

 

2 comments:

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Salam Guru Penggerak. “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”   ( Teach...