Bismillah.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Salam
guru penggerak.
Jika
saya membayangkan diri saya sudah lulus dari program Pendidikan Guru Penggerak
selama tiga tahun maka ada beberapa hal yang ada dalam benak saya terkait
peran-peran saya yang mewujudkan nilai-nilai guru penggerak.
Nilai pertama yang harus dimiliki guru penggerak yaitu berpihak pada murid.
 |
Murid sedang berkolaborasi membuat teks prosedur dalam bentuk poster |
Dalam tiga tahun setelah lulus
pendidikan guru penggerak gambaran peran saya adalah:
a. Menyesuaikan pembelajaran dengan
kodrat alam dan kodrat zaman.
Sesuai dengan pemikiran Ki Hajar
Dewantara saya akan tetap dan terus mengembangkan pembelajaran berdasarkan
kodrat alam dan kodrat zaman murid. Untuk itu saya terus belajar tentang teknologi
yang dapat digunakan dalam pembelajaran, mengikuti perkembangan dunia
pendidikan, terbuka pada perubahan baik dari dalam dan luar negeri akan tetapi
tetap memperhatikan nilai-nilai sosial budaya lokal. Karena murid saya sekarang
adalah gen Z yang memanglekat pada teknologi informasi maka saya harus juga
mempelajari apa yang mereka senangi sehingga dapat saya manfaatkan dalam
kegiatan pembelajaran untuk menumbuhkan semangat dan motivasi belajar mereka. Dalam
tiga tahun kedepan, saya melakukan pembelajaran inovatif yang berpihak pada
murid.
b.Menciptakan lingkungan belajar yang
berpihak pada murid
Lingkungan belajar yang berpihak
pada murid tentunya akan membuat mereka nyaman dalam belajar, selama ini posisi
duduk murid dan guru biasanya monoton yaitu posisi meja guru di depan kemudian
meja murid berbaris berbanjar. Kedepannya posisi duduk murid itu bisa di atur
sesuai dengan kesepakatan dan keinginan murid, jadi saya atau guru lain dapat
mengikuti keinginan posisi nyaman murid untuk belajar pada saat itu.
Posisi-posisi tersebut tidak tetap dan dapat berubah sesuaid engan suasana
belajar yang diinginkan. Selain dalam hal teknis seperti tempat duduk maka
perlu diperhatikan juga interaksi dan komunikasi antara murid dan guru. Untuk
menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada murid saya akan memperbanyak
interaksi dengan murid. Saya dapat membangun interaksi dua arah yang positif
antara saya dan murid sehingga mereka merasa nyaman dengan saya. Murid-murid
saya kebanyakan adalah anak-anak yang ditinggal kerja di kebun sawit atau di
ladang dari pagi hingga sore oleh orang tua mereka, dan tidak cukup mendapat
perhatian dan pendampingan dalam keseharian ataupun belajar mereka. Jika mereka
merasa nyaman dengan saya, harapannya mereka punya tempat bersandar dalam
menghadapi berbagai macam gejolak emosi dalam dirinya maupun permasalahan denga
orang lain.
 |
Murid duduk membentuk setengah lingkaran |
c. Memahami latar belakang murid.
Beberapa cara akan dilakukan untuk
dapat memahami latar belakang murid ini misalnya dengan observasi, memberikan
angkat yang diisi oleh murid dan juga orang tua/wali murid. Selain itu bisa
juga dengan wawancara terbuka dengan murid dan orang tua/ wali murid. Selain
itu juga terus mengobservasi karakter murid di kelas, di sekolah, maupun ketika
dalam lingkungan msyarakat.
4. d. Memberi dukungan penuh pada semua
murid.
Semua murid mempunya nilainya
masing-masing sehingga tugas saya sebagai guru adalah memberi tuntunan pada
mereka agar dapat hidup selamat dan bahagia. Saya akan menggali minat dan bakat
murid dan menuntun mereka untuk mengembangkannya. Saya akan memberikan
dukungan, apresiasi, dan semangat pada setiap kondisi mereka baik saat mereka
sukses maupun saat mereka gagal.
5. e. Mempunyai perasaan dan perhatian
yang adil pada semua murid.
Saya akan tidak membeda-bedakan
murid saya apapun dan bagaimanapun perilaku mereka. Jujur saja untuk saat ini
terkadang masih ada perasaan condong pada murid yang berperilaku baik, dan
masih ada perasaan kesal pada murid yang sering berbuat kurang baik. Dalam tiga
tahun kedepan saya akan memberi perhatian yang adil pada mereka. Memperhatikan
latar belakang dan kebutuhan mereka saya akan memberikan perasaan dan perhatian
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Hal-hal
tersebut di atas sesuai dengan peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran
dan mewujudkan kepemimpinan murid atau student agency. Dengan
mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid maka murid dapat belajar
dengan bebas dan bahagia untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidupnya
sebagai manusia merdeka. Dengan memberikan kebebasan dan tuntunan pada murid
maka saya menjalankan peran untuk mewujudkan kepemimpinan murid itu sendiri.
Nilai
yang kedua adalah nilai mandiri.
Sebagai seorang
guru saya akan terus belajar, sebagai seorang manusia saya akan belajar sepanjang
hayat karena guru yang baik harus terus belajar. Karena zaman terus
berkembang maka untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut saya juga harus
terus berkembang. Seperti yang sudah saya lakukan sampai saat ini saya bisa
belajar dari manapun, tidak harus menunggu ada pelatihan dari dinas ataupun
dari pihak lain. Saya akan terus belajar dari berbagai hal yang terjadi,
mencari nilai-nilai positif dan memanfaatkannya untuk mewujudkan perubahan.
Tidak hanya bertanya pada google, saya juga bisa memperlajari hal-hal baru dari
media sosial. Dari media sosial anak-anak murid juga saya bisa mendalami
karakter mereka yang dapat saya gunakan untuk menentukan pendekatan yang tepat
pada kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lain di sekolah. Saya akan terus
mengembangkan diri untuk dapat menuntun perubahan yang positif bagi anak didik
saya. Hal tersebut sesuai dengan peran
guru penggerak sebagai student agency.
Nilai
yang ketiga adalah nilai reflektif.
Sebagai
seorang guru saya dituntut untuk dapat terus belajar, salah satu kegiatan
belajar yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan refleksi dari pengalaman. Saya
akan merefleksikan setiap kegiatan yang dilakukan di sekolah baik kegiatan
praktik pembelajaran maupun program sekolah kami yang lain seperti program
literasi, Kamis Beriman, Shalat berjamaah, apel pagi maupun kegiatan pramuka. Dan
dari setiap kegiatan refleksi tersebut akan saya tindak lanjuti untuk perubahan
pendidikan yang lebih baik di sekolah. Dalam kegiatan praktik pembelajaran saya
akan rutin melakukan refleksi pembelajaran dengan murid maupun meminta umpan
balik dari rekan guru. Program-program sekolah juga akan saya refleksikan
bersama dengan rekan guru dan kepala sekolah untuk dapat ditindak lanjuti. Dengan menguatkan nilai reflekstif ini saya juga menjalankan peran saya dalam mendorong kolaborasi.
Nilai
yang keempat adalah nilai kolaboratif.
Sebagai
seorang guru penggerak saya menyadari bahwa tidak ada perubahan yang dapat
dilakukan sendiri, untuk dapat membawa yang lebih baik dengan jangkauan yang
lebih luas maka saya akan terus mendorong rekan guru untuk terus berkembang dan
memajukan sekolah. Untuk mendorong kolaborasi tentu saja saya harus memulai
dari diri sendiri sehingga rekan guru terdorong untuk mengembangkan dirinya
juga untuk melakukan perubahan. Misalnya setelah saya menguikuti kegiatan Training
of Trainer Read Aloud saya membagikan ilmu yang saya dapat dengan
rekan-rekan disekolah dan bersama-sama mengembangkan kegiatan literasi di
sekolah kami. Dengan melakukan hal sepertiitu maka saya juga menjalankan peran
saya sebagai coach bagi guru lain. Selain itu kegiatan kolaborasi
yang akan saya lakukan dalam tiga tahun kedepan adalah:
a. a. Merencanakan dan melaksanakan
program sekolah.
Program yang sudah ada akan dipertahankan seperti program literasi di hari
Senin-Rabu pagi, Program Kamis beriman di hari Kamis, Program Jumat sehat di
hari Jumat, Program Shalat dhuhur berjamaah setiap hari, dan Kegiatan Pramuka
di hari Sabtu. Selain itu di tiga tahun mendatang saya beharap program baru
dapat dilaksanakan misalnya ekstrakurikuler berkebun (yang bisa diisi dengan menanam
obat keluarga atau pengembangan hidroponik), program English day pada
hari Jumat dan Hari Berbahasa Indonesia karena selama ini anak didik di sekolah
terbiasa untuk memakai Bahasa Daerah bahkan ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung. Dengan program English day diharapkan mereka akan dapat
menerapkan apa yang dipelajari di kelas Bahasa Inggris, sedangkan Hari
berbahasa Indonesia dilaksanakan agar mereka dapat lebih cakap Berbahasa
Indonesia. Jadi dengan menerapkan nilai guru penggerak kolaboratif ini juga
saya menjalankan peran mendorong kolaborasi baik antara saya dengan murid maupun saya dengan rekan guru ataupun dengan kepala sekolah.
 |
Anak-anak sedang beristirahat |
 |
Kegiatan apel pagi |
 |
Kegiatan senam pagi |
.png) |
Kegiatan shalat berjamaah |
.png) |
Kegiatan write around untuk literasi |
b. b. Berkolaborasi dengan orang tua
murid. Disini
orang tua murid dapat berperan sebagai sumber belajar sebagai praktisi seperti
pada program pemerintah praktisi mengajar. Akan tetapi programnya lebih
sederhana di sesuaikan dengan profesi orang tua/wali murid yang ada. Misalnya
orang tua/wali murid di sekolah kebanyakan bertani, berkebun, ataupun bekerja
di kebun sawit, memproduksi gula aren, ikan asin, atau kerupuk. Jadi sekali
waktu orang tua dapat dilibatkan secara nyata dalam proyek bersama membuat kerupuk. Jadi dengan menerapkan nilai guru penggerak kolaboratif ini juga saya menjalankan peran mendorong kolaborasi antara saya dengan orang tua/wali murid.
c. c. Berkolaborasi dengan rekan guru
dalam MGMP. Dalam
tiga tahun ada kolaborasi dengan rekan-rekan sejawat di komunitas MGMP Comprehension
tidak hanya sebatas pembuatan soal ujian akan tetapi hal lain. Yang bisa
dilakukan seperti bersama-sama membuat modul pembelajaran yang dapat dipakai di
wilayah kabupaten Seruyan. Dengan membuat modul ini diharapkan dapat menguatkan
potensi-potensi yanga da pada anggota MGMP. Selain itu juga saya membayangkan
ada kegiatan lomba yang dilakukan oleh MGMP Comprehension misalnya lomba
building vocabularies, spelling Bee, storytelling, speech contest, singing
contest, Make Poster, Write short story dan lain-lain. Jadi dengan
menerapkan nilai guru penggerak kolaboratif ini juga saya menjalankan peran menggerakkan
komunitas praktisi.
Intinya
dalam kegiatan kolaborasi saya akan menguatkan kerja tim di sekolah dan meningkatkan kolaborasi dengan orang tua murid
sehingga dapat terjadi perubahan yang lebih baik di sekolah.
Sebagai
guru penggerak nilai kelima yang harus saya miliki adalah nilai inovatif.
Untuk dapat menghadirkan gagasan yang
segar dan tepat guna maka saya selalu terbuka pada perkembangan zaman dan
teknologi. Misalnya dalam kegiatan pembelajaran, media sosial yang biasa
digunakan anak-anak dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Supaya
anak-anak lebih tertarik pada kegiatan pembelajaran maupun tugasnya, guru bisa
memberikan contoh tugas lewat tik tok, misalnya untuk prosedur teks pada mata
pelajaran Bahasa, saya memberikan contoh nyata video guru membuat sesuatu dan
mengunggahnya di tiktok, murid-murid bisa mengakses video tersebut supaya
emndapatkan gambaraan yang nyata. Selain itu murid akan elbihs enang jika
gurunya juga melakukan kegiatan sendiri sebagai contoh bagi mereka daripada
hanya menugaskan murid untuk emlakukan sesuatu. Selain itu untuk skill
writing guru juga bisa memanfaatkan blog atau canva untuk membuat
pembelajaran lebih menarik. Untuk materi poster, greeting card, product label,atau
invitation letter dapat memanfaatkan canva. Untuk membuat anak-anak bersemangat
belajar Bahasa Inggris, saya juga membuat lomba sederhana misalnya lomba building
vocabularies atau spelling bee. Jadi lomba ini saya adakah di akhir
semester, selain supaya mereka dapat bersenang-senang di akhir semester, lomba
ini juga bsa saya gunakan untuk mengetahui perkembangan kosakata mereka di awal
dan akhir semester. Dalam lomba building vocabularies ini anak-anak
diberikans elembar kertas jawaban dan mereka harus menuliskan sebanyak mungkin
kosakata Bahasa Inggris tanpa menuliskan artinya dalam kurun waktu tertentu,
untuk tingkat SMP biasanya saya memakai waktu 30 menit, untuk tingkat SMA bisa
diperpanjang waktunya. Sedangkan untuk spelling bee bisa dilakukan
berpasangan atau ebrkelompok 3 orang jika muridnya banyak. Jadi pada lomba ini
anak-anak harus menyebutkan spelling dari kosakata yang diucapkan oleh
pembawa acara lomba. Dengan menguatkan nilai inovatif ini maka saya juga menjalankan peran sebagai pemimpin pembelajaran dan student agency.
Jadi
sebagai guru saya akan memaksimalkan potensi yang ada di sekolah maupun di
lingkungan sekitar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi murid. Tiga
tahun kedepan saya akan tetap menyesuaikan dan memanfaatkan media dan teknologi
yang dekat dengan anak supaya mereka dapat belajar dengan bebas dan bahagia. Dengan
menerapkan nilai inovatif ini juga saya melaksanakan peran sebagai pemimpin
pembelajaran dan mewujudkan kepemimpinan murid.
Semangat untuk terus tergerak, bergerak, dan menggerakkan.