Friday, March 10, 2023

Refleksi Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional

 Salam Guru Penggerak.

Kegiatan pendidikan guru penggerak angkatan 7 sudah sampai pada modul 2.3. Sebelum belajar modul 2.3 saya menuliskan refleksi modul 2.2 dengan model 4P yaitu Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Penerapan. 

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang terkoordinasi antara berbagai pihak dalam komunitas sekolah yang bertujuan untuk mendorong perkembangan anak secara positif. Integrasi PSE di kelas tidak hanya dapat meningkatkan pencapaian akademik, namun juga memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk sukses dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis secara optimal.

Ada beberapa teknik yang dapat diterapkan salah satunya adalah teknik STOP (Stop, Take a breath, Observe, Proceed). Saat pertama melaksanakan teknik STOP, murid saya ada yang tertawa dan tetap tidak fokus, ada juga murid lain yang benar-benar mengikuti dan fokus pada instruksi saya. Setelah itu, dalam kegiatan inti saya meminta murid untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusinya untuk menumbuhkan kesadaran sosial dan keterampilan berelasi mereka. Di akhir pembelajaran juga saya meminta mereka untuk mengisi refleksi dan umpan balik terhadap presentasi dan hasil karya temannya sebagai upaya untuk menumbuhkan kesadaran dirinya.

Murid sedang menempelkan hasil karyanya


1.      Apa yang  Bapak/Ibu lihat dalam proses tersebut?  (Peristiwa)

Dalam proses tersebut, terlihat bahwa beberapa murid mungkin tidak sepenuhnya terlibat dan membutuhkan lebih banyak dukungan dan bimbingan. Namun, beberapa murid lainnya dapat berpartisipasi dengan aktif dan fokus pada instruksi. Murid-murid yang dapat fokus tersebut setelahnya berada pada kesadaran penuhnya untuk mengikuti kegiatan selanjutnya dalam proses pembelajaran. Selain itu, diskusi dan presentasi juga membantu meningkatkan keterampilan sosial dan berelasi di antara para murid. Tentu saja sebagai seorang guru saya harus dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif bagi mereka agar tercipta well-being.

 

2.      Apa yang Bapak/Ibu rasakan sehubungan dengan proses yang Anda alami? (Perasaan)

Sebagai guru sudah biasa rasanya merasakan berbagai macam perasaan jika menghadapi murid-murid. Ketika belajar pembelajaran sosial emosional di modul 2.2 saya merasa senang karena mendapatkan hal baru. Sedangkan dalam praktiknya terkadang tidak semudah memahami teorinya. Sehubungan dengan proses tersebut saya merasa senang dan bangga melihat beberapa murid yang aktif berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Di sisi lain, sejujurnya ada sedikit kecewa terhadap beberapa murid yang tidak sepenuhnya terlibat dan tidak memperhatikan instruksi. Terkadang juga saya merasa frustasi dan kebingungan memikirkan bagaimana caranya agar mereka semua terpenuhi kebutuhan belajarnya sehingga tercapai tujuan belajarnya.

 

3.      Apa  hal yang bermanfaat dari proses tersebut? (Pembelajaran)

Dari praktik pembelajaran sosial emosional tersebut memungkinkan para murid untuk mempraktikkan keterampilan sosial dan berelasi, mempromosikan kesadaran diri dan kesadaran sosial, serta membantu membangun kemampuan berbicara di depan umum. Bagi saya seorang guru, proses tersebut juga merupakan tempat bertumbuh, dari berbagai respon anak-anak saya juga belajar manajemen diri, keterampilan sosial, keteramilan berelasi dan juga pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

4.      Apa umpan balik yang Anda dapatkan? (Pembelajaran)

Dalam praktik pembelajaran, perlu adanya variasi dalam penerapan teknik-teknik yang dapat digunakan ddi dalam kelas. Guru dapat menyesuaikan Teknik yang digunakan dengan kompetensi sosial emosional yang ingin ditumbuhkan selama proses pembelajaran. Jika satu Teknik atau satu cara kurang tepat maka dapat mencoba Teknik lain dalam kegiatan selanjutnya.

 5.      Apa yang ingin Anda perbaiki atau tingkatkan agar ini berdampak lebih luas? (Penerapan)

Untuk meningkatkan dampaknya, saya dapat mencoba mengintegrasikan lebih banyak teknik pembelajaran sosial emosional ke dalam praktik pembelajaran sehari-hari, seperti teknik meditasi atau permainan peran. Saya juga dapat memberikan lebih banyak dukungan dan bimbingan kepada para murid yang membutuhkan, serta memastikan bahwa kegiatan pembelajaran difasilitasi dengan cara yang positif dan terstruktur untuk meningkatkan partisipasi dan keterlibatan murid secara keseluruhan.

“Jarak antara cita-cita dan kenyataan adalah aksi nyata” 
- Anonim -



No comments:

Post a Comment