Sunday, December 23, 2018

Please, anak-anak nggak harus gemuk untuk dikatakan sehat.

She is my sunshine but not the only sunshine. Ziya Inara Aziza. 😁😁
Why not?? Because I'm human; an ordinary daughter of my mom, unperfect wife of my husband, Ziya's first buddy, a simple woman of one society. All of them are also my sunshines. But she's still my priority.

How do I have to start this??
Kadang, atau bahkan bisa dibilang sering, banyak orang komentar tentang anak. Iya, anak kita. Kalau komennya bagus alhamdulillah, kalau enggak wa syukurillah. Kenapa? Iye kali yang komen sudah merasa jadi Tuhan, nggak punya salah. Mau komen bolehlah, tapi biarpun lidah tidak bertulang ya janganlah terlalu all out. Apalagi komennya bikin yang denger atau yang baca sakit hati. Iya, sakit hati. Obatnya nggak ada lo dijual di apotik.

Kenapa ini saya post anak saya yang lagi makan? Ini anak saya makan, she's little bit picky, she doesn't eat meat, she likes veggies and fruits. Kebetulan akhir-akhir ini orang-orang yang notabene dekat dengan saya, dalam artian tahu keseharian dan rutinitas, malah bilang anak saya kurusan? Dulu padahal gemuk kok sekarang kurusan, jangan diberi makan macam-macam; minum sufor kaya anak si ini si itu, anaknya gemuk. So what???? She eats well, she sleeps well, she plays well, she's happy. That's all. Why do they think that fat is the measurement of health? Apa gemuk itu sama dengan sehat? Saya rasa enggak. Saya lihat banyak kok anak-anak yang tidak gemuk tapi sehat ceria. Ada juga anak-anak yang gemuk tapi sering sakit.  Yakin orang-orang yang komen kurang enak tadi akan nggak sakit hati atau paling nggak nelongso kalau anaknya dikomen kurang bagus sama orang.
Kita kan nggak tau ya seberapa besar, seberapa jauh orang lain berusaha untuk merawat anak mereka. Bisa jadi mereka sudah mengerahkan semua usaha, tenaga, dan pikirannya tapi memang anaknya termasuk yang berbody model, body goal kalau kata anak-anak muda sekarang. Saya pernah juga lihat anak tetangga dikampung saya dulu, ini waktu saya masih single sih, anak ibu itu dikasih makan biasa aja, nggak minum sufor atau vitamin ini itu, anaknya gemuk dan sehat. Disisi lain ada tetangga juga yang anaknya dikasih makan yang gizi dan nutrisi tinggi terus, ditambah lagi vitamin ini itu, minyak ikan, minyak zaitun...ehhh yang erakhir enggak ya, si anak tetep body nya body goal. Kenapa bisa gitu? Ya karena anak kita itu beda, bea dengan anak orang, tapi sama-sama spesial. Sama kaya kita, apa kita sama kaya ibu-ibu yng lain??? Kalau ada yang sama persis, coba mana buktinya saya mau lihat.

Yang penasaran kecilnya Ziya gemuknya gimana. Ini nih fotonya.
Nah mana ni lehernya??? 😃😀😄

Ini waktu Ziya usia 6 bulanan, dipangkuan mbah utinya ketiduran. 

Jadi masalahnya apa sih kalau anak-anak itu tidak gemuk? 
Bagi saya everything's fine. Anak-anak nggak perlu jadi gemuk untuk dikategorikan sebagai anak sehat. Anak-anak perlu tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Selama gizi dan kebutuhan nutrisinya terpenuhi, that's not a big problem. Apakah tercukupinya nutrisi anak itu dilihat dari gemuk atau tidaknya anak? Well, ibu-ibu yang sering nyinyirin anak orang kurus harus lebih banyak membaca ya, atau gabung ke grup-grup yang lebih bermanfaat. Kalau ibu-ibu nggak bisa keluar rumah, dirumahpun bisa banget kok kalau mau pinter dan berwawasan luas, asal dirumahnya kalau waktu luang baca2 referensi tentang tumbuh kembang anak. Dimana dapatnya? Astaghfirullah, search aja, googling aja. Banyak. Atau kalau malas searching dan lebih suka Facebook-an, gabung aja di grup-grup terkait seperti grup MPASI, grup Laktasi dll. Ada banyak file yang jadi dokumen grup yang bisa diakses. Kalau ibunya cerdas dan berwawasan luas, insya Allah anak-anak kita akan cerdas dan berwawasan luas juga. Jadi waktu yang tadinya dipakai buat nyinyirin atau ngrasani tonggo bahasa Jawa nya bisa lebih bermanfaat, apa manfaatnya? 
1. Ibu-ibu jadi lebih cerdas dan akan makin disayang suami, mama, amma mertua, tetangga, dkk.
2. Ibu-ibu nggak nambah dosa dengan menyakiti hati ibu-ibu yang anaknya kena nyinyiran tadi. 

Kenapa sih kok saya sampai nulis ini? 
There are some reasons, you may agree or not with these, I don't mind. 
Pertama, saya sudah melewati berbagai saran, kritikan, dan nyinyiran. Tentang pantangan-pantangan, ASI, sufor, bubur bayi kemasan, biskuit bayi, dll. Loh kok? Nanti akan saya jelaskan di catatan saya selanjutnya. 
Kedua, saya malas kalau menanggapi orang-orang yang nyinyir dengan cara yang sama. Lah kan kalau disini bisa jadi orang yang bersangkutan malah nggak baca? Emmm... ini juga akan saya jelasin di tulisan saya selanjutnya.
Ketiga, karena saya ingin mengasah kembali kemampuan menulis saya. Rasanya sudah berabad-abad nggak nulis, saya sampai lupa pasword blog lama saya. 😭😭 
Tapi saya anggap ini buku baru, dan isinya mudah-mudahan tidak se-alay tulisan-tulisan saya waktu jaman masih single apalagi pas masih pake seragam putih abu-abu. 

Sekarang sudah sore, murrotal dari masjid dekat rumah sudah mengudara, saatnya bersiap-siap shalat Ashar sebelum si Ziya bangun. 

Have a good day everyone. 😇😇😇



No comments:

Post a Comment