Tuesday, December 25, 2018

Lipstick Vs Alat Pancing

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh everybody. 😊

Postingan ini uneg-uneg saya yang saya tujukan untuk semua orang di dunia ini yang sudah punya pasangan, dan yang akan punya pasangan. Jadi jomblo-ers bisa aja nimbrung kalau mau. πŸ˜€πŸ˜€

Kenapa sih kok judulnya gitu amat???
Sebenarnya sih not literaly lipstick Vs Alat Pancing, cuma itu pengalaman saya aja. Kalau lipstick pasti hubungannya dengan cewek ya, perempuan, wong wadon, awewe, women. Sedangkan alat pancing identik dengan laki-laki.

Sebagai perempuan saya nggak begitu berwawasan luas soal alat pancing, bagi saya ya pokoknya bisa dibuat mancing. Setelah saya nikah, kebetulan suami suka mancing dan saat itu memang sudah punya alat pancing. Katanya sih harganya nggak sampe satu juta. Dan katanya juga itu masih yang biasa. Setelah saya browsing, googling, juggling (hehehe..ini enggak) memang iya sih, harga segitu itu yang biasa. Doi sih biasanya mancing kalau pas libur aja, hari Minggu, seminggu sekali aja dengan teman-temannya. Saya sih nggak masalah ya...itu hobinya. Suatu hati doi bilang mau beli pancing lagi. Saya nanya dong "lahhh..kan udah punya pancing dirumah yank?"
Kata dia "ini pancingnya lain, buat mancing ikan yang stick pancingnya bisa dipanjang pendekin".7
Masuk akal juga, jadi cuma saya sahutin "ohhh..."
Di lain waktu pas kami jalan doi mampir lagi ke toko alat-alat pancing, mau beli umpan katanya. Saya yang nggak paham pancing memancing nanya lagi "dirumah kayaknya udah banyak umpan yank,kenapa beli lagi?"
Jawabannya sebenernya panjang sih, tapi dari panjangnya penjelasan doi bisa saya simpulkan bahwa umpan memancing yang dibutuhkan berbeda tergantung pada apa yang akan dipancing, apakah udang, ikan atau yang lain (mancing mahasiswinya misalnya...😁😁😁
Kalau ini mahhh saya tang terpancing emosi)
Sejauh ini sih saya masih oke aja, selama kewajiban doi kepada keluarga sudah terpenuhi.

Emmm..tapi alat-alat pancingnya saya nggak bisa foto, takut nggak bisa balikin lagi ketempatnya dan ntar malah kena omel. πŸ˜‚πŸ˜‚

Di sisi yang lainnya ada lipstick. Kenapa lipstick? Karena itu adalah alat make up yang paling sering saya beli. Kalau yang lainnya sih punya satu aja cukup, maklum saya nggak begitu suka dandan yang macem-macem. Pelembab, bedak, dan lipstik sudah cukup. Kenapa saya nggak dandan? Nggak bisa pemirsahhhh yang budiman.... 😁😁😁
Balik lagi ke lipstick tadi, saya sudah punya lipstick dan kalau pas lagi belanja bulanan dengan doi saya masih juga beli lipstick, jadi doi nanya dong "lipstick yang kemarin udah habis yank?"
Dengan ekspresi nggak salah gitu "masih. Ini lain warnanya."
(Dalam hati sihh ini bilang please don't complaint, I'll do the same for your things)
Doi nggak punya pilihan selain setuju dan langsung ndorong keranjang belanjaan ke kasir.
Eitsss....ini bukan pemborosan ya, saya beli lipsticknya yang murah-murah aja kok, dibawah 100rb, dibawah 50rb ada juga. Masih mahalan alat pancing kaliiiiii.... 😩😩
Nahhh bener kan yang murah-murah aja saya belinya.

Warnanya pun meskipun beda ya kisaran warna nude sampe pink aja. 

Terus apa hubungannya ini dengan kalimat pertama saya di postingan ini. Apa hubungannya dengan pasangan? Daritadi ngomongin mancing lipstick aja. 
Let's take a deep breath...
Sama seperti saya beli lipstick; doi beli alat pancing; itu dua hal berbeda tapi sama. Sama-sama kesukaan; iya kesukaan masing-masing. ΔΆarena laki-laki dan perempuan itu beda jadi akan sulit kalau kita harus selalu menyukai hal-hal yang sama dengan pasangan kita. There's nothing we can do about that. Yang bisa kita lakukan ya saling memahami, memaklumi bahkan kalau hobby pasangan kita kaya anak-anak misalkan main game. Masih bersyukur aja daripada hobinya mainin anak gadis orang. Eaaaaahhhh... πŸ˜…πŸ˜…
Meskipun sesekali kita akan jengkel juga, sayapun bukannya nggak pernah jengkel dengan hobi doi. Saya jengkel tapi saya milih diem aja, paling saya sentil sesekali kalau momennya oke. Momen yang tepat itu penting, sama kaya saya pas lagi asik nonton drakor atau baca novel terus doi marah-marah kan mood saya langsung jelek. Hal yang sama berlaku juga buat pasangan kita. Jadi kalau mau ngomong kalau saya nggak suka ini atau nggak suka itu, ngomongnya pas doi lagi happy (habis gajian misalnya....hahaha )
Karena kita sudah menikah bukan berarti kita harus kehilangan hobi atau kesukaan kita kan? Ada hal-hal yang kita sukai bersama ada yang enggak itu wajar. Jadi ini reminder buat saya juga supaya jangan maunya menang sendiri, jangan maunya hobinya aja yang disetujui tapi nggak mau menyetujui hobi doi. Jangan ya.. diluar sana banyak lo yang siap menampung aspirasi doi...(ups...) tapi iya kan?? πŸ˜‡πŸ˜‡
Karena sebagai pasangan kita harus selalu rukun, no matter what happen. Kalau mama papanya, abah mamanya, ayah bundanya kerjaannya ribut mulu apalagi cuma gara-gara hobi kan kasian anak. Kenapa? Karena orang tua adalah contoh pertama yang dilihat anak. So, let's try to be a good one.

Have a nice holiday... 😊😊😊
Kalau kitanya happy, happy juga dedek






Monday, December 24, 2018

Komentar, saran atau kritikan?

Assalamu'alaikum, Wr.Wb.
Good evening... 😊😊

Well, masih nglanjutin postingan saya sebelumnya ya. Masih seputar ibu dan anak. Dipostingan saya sebelumnya saya tuliskan beberapa alasan kenapa saya nulis dengan topik itu ya...
Yang belum baca postingan saya bisa cek dulu, biar saya maskeran dulu. πŸ˜„ yaelah usaha banget ya pengen cantik. 
.
.
 .
Okay, let's start talking.
Pertama, saya sudah melewati berbagai saran, kritikan, dan nyinyiran. 
Tentang apa ini? Dulu waktu masih hamil, tentang kehamilan. Well, sebenarnya sih saya open aja terhadap saran dan kritik. Cuma kalau menurut saya it doesn't make sense ya akhirnya akan cuma lewat ditelinga saya aja. Misalnya ni jangan duduk di pintu nanti bayinya susah keluar, atau jangan makan pedas nanti anaknya belek'an, dll. Ibu-ibu yang sudah pernah hamil mungkin sudah familiar dengan hal-hal tersebut. Tapi saya mah cuek aja, saya nggak makan terlalu pedas waktu hamil bukan karena takut anak saya belek'an tapi takut sakit perut. 😁 
Hal lain lagi adalah kalau hamil rajin-rajinlah belajar supaya pintar...ehh bukan. rajin minum air kelapa muda supaya anaknya bersih dan putih. Emmm....saya emang rajin minum air kelapa muda sih, tapi lebih karena doyan. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚
Setelah si baby udah lahir, muncul lagi pro kontra di sekitar. Apa? Apalagi kalau bukan ASI vs sufor. Sejak tau kalau hamil sih saya sudah bertekad bulat untuk full ASI. Tapi pas ziya lahir dan saya harus kerja lagi, ada suara-suara yang bilang "dikasih sufor aja" tapi saya tetep kekeuh dengan pendirian saya, dan alhamdulillah sekarang Ziya sudah 2 tahun 2 bulan dan masih ASI. (Kisah perjuangan per-ASIan ini akan saya tulis di lain waktu, spesial, beserta tips and trick nya supaya sukses full ASI). 
Nahh biasanya kalau kenyang nen langsung tidur, dimanapun dan kapanpun.


Setelah masalah ASI, ada lagi suara soal MPASI. Kan ada yang home made ada yang kemasan nih bu ibu. Nah, beberapa orang menyarankan supaya diberi MPASI kemasan aja supaya nggak ribet katanya. Well, yang ngasih MPASI siapa yang ribet siapa? πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜…
Dan Ziya ini sehati dengan mamanya, maunya MPASI home made. Jadi seneng dong ya emaknya, Ziya minum ASI dan makan MPASI home made. Bersoraklah riang gembira mama dan abahnya. Kenapa? Hemat beibbbbb.... πŸ˜πŸ˜‚πŸ˜πŸ˜ƒπŸ˜„πŸ˜‚πŸ˜…
Kasian kan abahnya sudah kurus gitu, nanti mamanya lagi dikomen nggak bisa ngurus suami. 😒😒



Kedua, saya malas kalau menanggapi orang-orang yang nyinyir dengan cara yang sama. Lah kan kalau disini bisa jadi orang yang bersangkutan malah nggak baca? Emmmm.. iya sih, tapi ada kemungkinan juga beberapa orang akan membacanya. Dan mudah-mudahan terbuka hatinya untuk lebih menjaga lisan. Sebenarnya bisa aja sih kita membalas dengan nyinyir balik, toh setiap manusia pasti punya kelemahan. Cuma ya, apa manfaatnya? Bikin laper ajaaahhh... (makanan lagi...lagi... 😁) Lagian kalau ditulis itu akan long last. Iya nggak chingudeul? 

Ketiga, karena saya ingin mengasah kembali kemampuan menulis saya. Nahh...kalau yang ini saya juga menerima kritik dan saran yang membangun. Feel free to comment on my writing. πŸ˜‡πŸ˜‡

Jadi apa sih ini?
I just wanna say that you have the right to keep your life in your way as long as you do right. Kita punya hak untuk hidup dengan jalan kita sendiri selama itu benar. Benar itu yang gimana? Kalau menurut saya benar itu ya sesuai dengan ajaran agama yang kita anut dan tidak melanggar norma sosial. That's it. 

Good night good mom. Have a sweet dream. 😊
Yang nggak diucapin good night or have a sweet dream sama suaminya nggak usah ngambek, itu sudah saya ucapin. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚


Sunday, December 23, 2018

Please, anak-anak nggak harus gemuk untuk dikatakan sehat.

She is my sunshine but not the only sunshine. Ziya Inara Aziza. 😁😁
Why not?? Because I'm human; an ordinary daughter of my mom, unperfect wife of my husband, Ziya's first buddy, a simple woman of one society. All of them are also my sunshines. But she's still my priority.

How do I have to start this??
Kadang, atau bahkan bisa dibilang sering, banyak orang komentar tentang anak. Iya, anak kita. Kalau komennya bagus alhamdulillah, kalau enggak wa syukurillah. Kenapa? Iye kali yang komen sudah merasa jadi Tuhan, nggak punya salah. Mau komen bolehlah, tapi biarpun lidah tidak bertulang ya janganlah terlalu all out. Apalagi komennya bikin yang denger atau yang baca sakit hati. Iya, sakit hati. Obatnya nggak ada lo dijual di apotik.

Kenapa ini saya post anak saya yang lagi makan? Ini anak saya makan, she's little bit picky, she doesn't eat meat, she likes veggies and fruits. Kebetulan akhir-akhir ini orang-orang yang notabene dekat dengan saya, dalam artian tahu keseharian dan rutinitas, malah bilang anak saya kurusan? Dulu padahal gemuk kok sekarang kurusan, jangan diberi makan macam-macam; minum sufor kaya anak si ini si itu, anaknya gemuk. So what???? She eats well, she sleeps well, she plays well, she's happy. That's all. Why do they think that fat is the measurement of health? Apa gemuk itu sama dengan sehat? Saya rasa enggak. Saya lihat banyak kok anak-anak yang tidak gemuk tapi sehat ceria. Ada juga anak-anak yang gemuk tapi sering sakit.  Yakin orang-orang yang komen kurang enak tadi akan nggak sakit hati atau paling nggak nelongso kalau anaknya dikomen kurang bagus sama orang.
Kita kan nggak tau ya seberapa besar, seberapa jauh orang lain berusaha untuk merawat anak mereka. Bisa jadi mereka sudah mengerahkan semua usaha, tenaga, dan pikirannya tapi memang anaknya termasuk yang berbody model, body goal kalau kata anak-anak muda sekarang. Saya pernah juga lihat anak tetangga dikampung saya dulu, ini waktu saya masih single sih, anak ibu itu dikasih makan biasa aja, nggak minum sufor atau vitamin ini itu, anaknya gemuk dan sehat. Disisi lain ada tetangga juga yang anaknya dikasih makan yang gizi dan nutrisi tinggi terus, ditambah lagi vitamin ini itu, minyak ikan, minyak zaitun...ehhh yang erakhir enggak ya, si anak tetep body nya body goal. Kenapa bisa gitu? Ya karena anak kita itu beda, bea dengan anak orang, tapi sama-sama spesial. Sama kaya kita, apa kita sama kaya ibu-ibu yng lain??? Kalau ada yang sama persis, coba mana buktinya saya mau lihat.

Yang penasaran kecilnya Ziya gemuknya gimana. Ini nih fotonya.
Nah mana ni lehernya??? πŸ˜ƒπŸ˜€πŸ˜„

Ini waktu Ziya usia 6 bulanan, dipangkuan mbah utinya ketiduran. 

Jadi masalahnya apa sih kalau anak-anak itu tidak gemuk? 
Bagi saya everything's fine. Anak-anak nggak perlu jadi gemuk untuk dikategorikan sebagai anak sehat. Anak-anak perlu tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Selama gizi dan kebutuhan nutrisinya terpenuhi, that's not a big problem. Apakah tercukupinya nutrisi anak itu dilihat dari gemuk atau tidaknya anak? Well, ibu-ibu yang sering nyinyirin anak orang kurus harus lebih banyak membaca ya, atau gabung ke grup-grup yang lebih bermanfaat. Kalau ibu-ibu nggak bisa keluar rumah, dirumahpun bisa banget kok kalau mau pinter dan berwawasan luas, asal dirumahnya kalau waktu luang baca2 referensi tentang tumbuh kembang anak. Dimana dapatnya? Astaghfirullah, search aja, googling aja. Banyak. Atau kalau malas searching dan lebih suka Facebook-an, gabung aja di grup-grup terkait seperti grup MPASI, grup Laktasi dll. Ada banyak file yang jadi dokumen grup yang bisa diakses. Kalau ibunya cerdas dan berwawasan luas, insya Allah anak-anak kita akan cerdas dan berwawasan luas juga. Jadi waktu yang tadinya dipakai buat nyinyirin atau ngrasani tonggo bahasa Jawa nya bisa lebih bermanfaat, apa manfaatnya? 
1. Ibu-ibu jadi lebih cerdas dan akan makin disayang suami, mama, amma mertua, tetangga, dkk.
2. Ibu-ibu nggak nambah dosa dengan menyakiti hati ibu-ibu yang anaknya kena nyinyiran tadi. 

Kenapa sih kok saya sampai nulis ini? 
There are some reasons, you may agree or not with these, I don't mind. 
Pertama, saya sudah melewati berbagai saran, kritikan, dan nyinyiran. Tentang pantangan-pantangan, ASI, sufor, bubur bayi kemasan, biskuit bayi, dll. Loh kok? Nanti akan saya jelaskan di catatan saya selanjutnya. 
Kedua, saya malas kalau menanggapi orang-orang yang nyinyir dengan cara yang sama. Lah kan kalau disini bisa jadi orang yang bersangkutan malah nggak baca? Emmm... ini juga akan saya jelasin di tulisan saya selanjutnya.
Ketiga, karena saya ingin mengasah kembali kemampuan menulis saya. Rasanya sudah berabad-abad nggak nulis, saya sampai lupa pasword blog lama saya. 😭😭 
Tapi saya anggap ini buku baru, dan isinya mudah-mudahan tidak se-alay tulisan-tulisan saya waktu jaman masih single apalagi pas masih pake seragam putih abu-abu. 

Sekarang sudah sore, murrotal dari masjid dekat rumah sudah mengudara, saatnya bersiap-siap shalat Ashar sebelum si Ziya bangun. 

Have a good day everyone. πŸ˜‡πŸ˜‡πŸ˜‡